oleh

Bupati Pangandaran Ajak Nelayan Untuk Manfaatkan Sektor Pariwisata Daerah

Jakarta, Geomaritimnews, – Nelayan Pangandaran diminta lebih cerdik dalam menangkap peluang ekonomi berkaitan dengan banyaknya potensi yang dimiliki, baik itu hasil laut maupun pariwisata.

“Nelayan harus pintar mengambil peluang. Jangan mau hanya jadi penonton dari kemajuan dan hiruk pikuk pariwisata Pangandaran,” kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, di acara syukuran nelayan Pangandaran di plaza pantai timur Pangandaran, Kamis (20/8).

Menurut Jeje nelayan harus menjadi bagian dari penikmat dari hasil-hasil pembangunan di sektor pariwisata dan ekonomi. “Dalam setahun pantai Pangandaran ini didatangi lebih dari empat sampai lima juta wisatawan. Itu adalah peluang ekonomi yang besar.

Jika kita asumsikan seorang pengunjung membelanjakan uang Rp 100 ribu saja, sudah berapa triliun uang berputar di Pangandaran?” ucap Jeje.

Potensi ekonomi sektor pariwisata yang besar itu menurut Jeje belum termanfaatkan maksimal oleh warga Pangandaran termasuk nelayan dan keluarganya.

“Saya kerap mengamati ternyata yang berjualan kebanyakan orang luar. Jualan bakso orang Solo, Cuanki orang Garut, jualan cilok orang Tasik. Orang Pangandaran dimana? Ayo bangkit jangan mau hanya jadi penonton,” kata Jeje.

Dia juga mengatakan kondisi ini telah menjadi bahan evaluasi bagi Pemkab Pangandaran. Tahun depan Pemkab akan menyusun grand design pembangunan ekonomi masyarakat Pangandaran di semua sektor. Baik pertanian, perikanan, kelautan, pariwisata dan lainnya.

“Misal di bidang pariwisata, kita gelar pelatihan membuat kuliner yang enak itu seperti apa. Kalau perlu kita kirim ke Solo untuk belajar buat bakso yang enak, kita kirim ke Tasik agar belajar membuat bordiran yang bagus,” ujar Jeje.

Diharapkan tahun depan kajian itu bisa rampung sehingga di tahun 2022 bisa dilaksanakan. Mengapa tak dilaksanakan segera, Jeje berkilah saat ini Pangandaran baru selesai berbenah membangun sektor kebutuhan dasar masyarakat di empat sektor yakni pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pariwisata.

“Jadi kehidupan nelayan tidak hanya bertumpu kepada hasil tangkap ikan saja, tapi bisa juga menikmati hasil di sektor pariwisata,” tutur Jeje.
Sementara itu tradisi syukuran nelayan Pangandaran pada 1 Muharam yang biasanya meriah, kini digelar secara sederhana.Syukuran diisi doa bersama.
Wakil Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran Fuad Husein menjelaskan sengaja syukuran nelayan tahun ini digelar sederhana karena masih dalam situasi pandemi COVID-19.
“Digelar sederhana, yang penting kita bersyukur kepada Allah SWT atas rejeki yang dilimpahkan. Kita diberi laut yang menjadi ladang usaha,” kata Fuad.
Sebelumnya kegiatan hajat laut atau syukuran nelayan Pangandaran biasanya digelar meriah dan diwarnai oleh ritual melarung kepala sapi dan sesajen ke laut.
Namun setelah Jeje Wiradinata jadi bupati, ritual itu dihilangkan. Setidaknya acara syukuran nelayan yang digelar oleh HNSI dan Pemkab Pangandaran meniadakan ritual melarung kepala sapi dan sesajen tersebut. Kalau pun ada yang dibuang ke laut, kali ini hanya tabur bunga saja.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed