oleh

Indonesia dan Malaysia Gelar Patroli Laut Bersama di Selat Malaka

Jakarta, Geomaritimnews, – TNI Angkatan Laut (AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) melaksanakan Patroli Terkoordinasi (Patkor) Malaysia-Indonesia (Malindo) 149/20 di Selat Malaka, Sabtu (29/08).

Patroli tersebut bertujuan menjaga keamanan dan stabilitas kawasan yang selama ini menjadi jalur perdagangan internasional.

“TNI AL dalam hal ini Koarmada I terus membangun dan memelihara stabilitas di kawasan dengan melaksanakan peran diplomasi,” ujar Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid dalam keterangan tertulis, Minggu (30/8).

Dalam patroli tersebut, Koarmada I menerjunkan KRI Sutanto-377. Sementara, TLDM menurunkan kapal KD Laksamana Tun Abdul Jamil-135.

Pada Patkor Malindo 149/20 sendiri, dilaksanakan juga latihan yang meliputi flaghoist exercise, flash exercise, maneuver exercise yang diakhiri dengan sail pass dengan saling memberi penghormatan antara KRI Sutanto-377 dan KD Laksamana Tun Abdul Jamil-135.

Setelah itu, kedua kapal langsung menuju sektor masing-masing di perairan Indonesia dan Malaysia untuk melanjutkan patroli terkoordinasi.

Rasyid menjelaskan, pelaksanaan patroli bersama dengan tentara laut Negeri Jiran itu berlangsung empat kali dalam setahun.

Ia menuturkan, dalam pengamanan kawasan Selat Malaka, Koarmada I memiliki wilayah kerja berbatasan langsung dengan lima negara tetangga.

Dengan demikian, kerja sama patroli tersebut diharapkan dapat menciptakan keamanan di Selat Malaka.

“Posisi strategis Selat Malaka yang merupakan salah satu choke points dari sembilan choke points di dunia, di mana Selat Malaka merupakan jalur pelayaran,” kata dia.

“Di samping itu, juga menjadi jalur perdagangan international yang memiliki lalu lintas terpadat,” lanjut Rasyid.

  1. Ia menambahkan, TNI AL terus berkomitmen memberikan jaminan rasa aman kepada pengguna Selat Malaka dari berbagai macam kerawanan dan tindakan merugikan.

Adapun, kerawanan yang berpotensi di daerah perbatasan di antaranya adalah penyelundupan, pelanggaran hukum dengan kekerasan dan penyelundupan komoditi narkoba yang masih marak terjadi.

“Hal ini harus dihadapi bersama-sama dengan melakukan kerja sama dengan negara tetangga, karena pelanggaran dan permasalahan stabilitas ini selalu melibatkan dan berdampak langsung terhadap negara-negara tetangga,” ungkap Rasyid

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed