oleh

Peristiwa Puting Beliung di Laut, BMKG Bali Himbau Warga Langkah Antisipatif

Jakarta, Geomaritimnews, – Angin puting beliung terjadi di laut Jembrana, Bali. Kejadian ini sempat viral di media sosial.

Dalam video yang di-posting @infojembrana, angin puting beliung terjadi di tengah laut dalam durasi beberapa menit. Disebutkan, angin puting beliung terjadi di Pantai Klatakan, Melaya.

“Untuk fenomena yang di-share, kalau dilihat dari fenomenanya sih itu disebutnya angin puting di laut atau istilahnya waterspot,” kata prakirawan cuaca BMKG Wilayah III Denpasar Luh Eka Arisanti, Jumat (25/9).

Menurutnya, itu merupakan fenomena yang terjadi saat pergantian musim kemarau ke musim hujan. Eka menjelaskan angin tersebut berasal dari awan kumulonimbus dengan kecepatan putarannya bisa mencapai 34,8 knot atau 64 km per jam.

“Itu adalah angin kencang. Gerakannya memutar keluar dari awan yang jenisnya awan kumulonimbus. Itu kecepatannya bisa lebih dari 34,8 knot atau sekitar lebih dari 64 km per jam. Itu biasanya terjadi di laut dalam waktu yang singkat,” jelas Eka.

Eka menyebut durasi angin puting di laut hanya beberapa menit. “Jadi itu durasinya beberapa menit itu. Biasanya fenomena ini terjadi di musim peralihan dan di musim hujan,” imbuh dia.

“Fenomena angin waterspot atau angin puting beliung di lautan ini membahayakan bagi yang beraktivitas di lautan, seperti nelayan atau mungkin penyeberangan, karena kan itu putaran anginnya cukup kenceng, ya,” terang Eka.Fenomena angin puting beliung laut ini berbahaya bagi masyarakat yang sedang beraktivitas di tengah laut, seperti nelayan dan jasa angkutan penyeberangan. Eka menyampaikan angin tersebut memiliki kekuatan yang cukup kencang.

“Dapat sangat berbahaya untuk saat ini. BMKG merekomendasikan bagi masyarakat untuk melakukan langkah antisipatif karena saat ini sedang peralihan. Jadi hal seperti ini perlu diwaspadai, antara lain angin kencang berdurasi singkat, kemudian hujan lebat secara tiba-tiba namun dalam waktu singkat, dan fenomena puting beliung seperti ini dalam masa peralihan ini,” imbuh Eka.

Eka juga menghimbau masyarakat tidak panik dan tetap mengamati cuaca saat akan beraktivitas di dekat laut.

“Jangan panik juga untuk masyarakat karena ini fenomenanya belum bisa diprediksi kapan tepatnya, terjadi di mana tepatnya akan terjadi gitu,” tutur Eka.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed