oleh

Nelayan Pantai Purus Padang Sulit Melaut Akibat Angin Kencang Dan Ombak Tinggi

Jakarta, Geomaritimnews, – Selain berisiko terhadap keselamatan, hasil tangkapan juga tidak akan sesuai dengan harapan membuat nelayan di Pantai Purus Padang takut melaut, sepekan belakangan ini.

Pantauan Padang Ekspres, Senin (5/4) di sepanjang Jalan Samudera, tampak sejumlah perahu nelayan hanya parkir di tepi pantai. Nelayan yang tidak melaut hanya membenahi perahu serta memperbaiki jaring dan alat tangkap mereka, karena Angin kencang dan gelombang laut yang tinggi.

Salah seorang nelayan Pantai Purus Padang, Nursyam Oyong, 58, mengaku takut melaut akibat angin kencang dan ombak laut yang cukup tinggi hingga dua meter.

“Sejak sepekan terakhir ini nelayan tidak berani melaut karena kondisinya tak memungkinkan. Para nelayan lebih memilih untuk beristirahat sambil menunggu cuaca kembali membaik,” ujar Oyong yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kelompok Nelayan Ombak Purus tersebut.

Dikatakannya, nelayan yang nekat melaut pun hampir semuanya pulang tanpa tangkapan ikan, akibat angin kencang dan gelombang laut tersebut. “Sambil menunggu gelombang laut membaik, kami hanya bisa memperbaiki alat tangkap jaring yang rusak dan juga membenahi perahu,” tuturnya.

Ia berharap kondisi cuaca cepat kembali normal, karena para nelayan sangat bergantung pada kondisi cuaca untuk melaut mencari ikan.

“Mudah-mudahan tidak lama kondisi cuaca seperti ini, supaya kami kembali bisa meraup rezeki seperti bisanya,” ungkap Oyong.

Nelayan Pantai Purus Padang lainnya, Asrianto, 45 mengatakan, kondisi cuaca saat ini, dimana kecepatan angin sangat kencang berdampak kepada susahnya para nelayan dalam menangkap ikan di tengah laut.

“Jika cuaca tidak bersahabat tentu alat tangkap kami akan menepi, maka akan terhalang oleh angin yang kencang dan gelombang laut,” katanya.

Ia menjelaskan, hasil tangkapan ikan sekarang ini banyak yang kosong, dikarenakan faktor cuaca buruk beberapa hari belakangan.

“Biasanya kalau melaut saat ini banyak tangkapan yang kosong. Jika cuaca bagus bisa mencapai 10-15 kilogram ikan yang didapatkan,” terangnya.

Sementara itu, dampak cuaca buruk dan gelombang tinggi juga menyebabkan berkurangnya pasokan ikan laut di pasaran, sehingga berdampak pada naiknya harga ikan segar.

Pedagang los ikan Pantai Purus Padang, Yunaldi, 57 mengatakan berkurangnya pasokan ikan tidak hanya dirasakan dirinya tapi juga pedagang ikan yang lain. Karena, mayoritas pedagang mengambil ikan dari nelayan sekitar Pantai Purus Padang.

“Harga jual ikan segar memang naik beberapa hari belakangan ini akibat cuaca buruk. Selain itu, pasokan ikan juga berkurang dari nelayan sekitar,” katanya.

Yunaldi menjelaskan, kenaikan harga terjadi pada semua jenis-jenis ikan yang dijual seperti ikan tenggiri, ikan tongkol, ikan tuna, ikan gambolo dan lain-lainnya. “Harga ikan tenggiri biasanya Rp 80 ribu per kilogram sekarang Rp 90 ribu per kilogram, ikan tongkol biasanya Rp 40 ribu per kilogram sekarang Rp 45-50 ribu per kilogram, ikan tuna Rp 70 ribu per kilogram sekarang Rp 80 ribu per kilogram dan ikan gambolo Rp 70 ribu per kilogram, kini Rp 80 ribu per kilogram,” paparnya.

Hal senada juga diutarakan pedagang los ikan Pantai Purus Padang lainnya, Riki Hendra Putra, 41. Dia mengaku penurunan pasokan ikan sudah terjadi sejak seminggu belakangan.

Gelombang tinggi dan angin kencang mengakibatkan banyak nelayan enggan untuk melaut sehingga tangkapan ikan pun berkurang dan harganya sampai sekarang cenderung naik.

“Harganya naik drastis. Untuk ikan taneman saja biasanya hanya Rp 50 ribu per kilogram sekarang Rp 80 ribu per kilogram, cumi-cumi biasanya Rp 55 ribu per kilogram, sekarang Rp 80 ribu per kilogram dan udang biasanya Rp 70 ribu per kilogram, kini Rp 85 ribu per kilogram,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang pembeli ikan di Pantai Purus Padang, Rosmiati, 47 mengaku dirinya lebih suka mengonsumsi ikan dari pada lauk pauk lainnya, walaupun harga ikan naik. “Kalau saya lebih suka membeli ikan dari lauk pauk lainnya, walaupun harganya sedikit naik, tetapi setiap ikan memiliki khasiat yang tinggi untuk keluarga,” sebutnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Padang, Guswardi kepada Padang Ekspres mengatakan, kenaikan harga ikan laut di pasaran lantaran pasokan nelayan atau hasil tangkapan yang menurun, karena faktor cuaca buruk akhir-akhir ini.

“Beberapa hari belakangan ini kan badai, banyak nelayan yang tidak pergi melaut. Otomatis harga ikan mahal, karena ikan tidak banyak yang ditangkap,” ungkap Guswardi.

Di Samping itu, lanjutnya, komoditas perikanan yang masuk ke pasar-pasar tradisional di Kota Padang juga berkurang. Karena rata-rata banyak kiriman ikan dari luar kota.

“Kenaikan harga ikan juga disebabkan tingginya permintaan. Namun, stok yang berkurang akibat pasokan yang diterima dari luar tidak masuk sampai saat ini,” imbuhnya.

Guswardi memprediksi, harga ikan akan kembali stabil jika cuaca kembali membaik atau normal. Baik itu pasokan dari luar kota maupun dari Kota Padang sendiri.

“Mudah-mudahan cuaca bisa kembali normal seperti biasanya, sehingga stok ikan bisa kembali lancar tanpa ada kendala,” bebernya.

Tak hanya itu, Guswardi juga mengingatkan dan mengimbau agar nelayan tidak berlayar ataupun mencari ikan disaat cuaca perairan sedang buruk karena bisa membahayakan diri sendiri.

“Kami terus melakukan koordinasi terkait informasi cuaca buruk, bekerja sama dengan pihak BMKG. Informasi itu pun disampaikan kepada nelayan, mulai dari informasi terkait kondisi cuaca, angin dan tinggi gelombang,” pungkasnya.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed