oleh

Dinilai Perburuk Kontaminasi Air, Ahli Korsel Kritik Keputusan Jepang Membuat Limbah Radioaktif Ke Laut

Jakarta, Geomaritimnews, – Dinilai akan terus memperburuk kontaminasi laut, Seorang ahli Korea Selatan (Korsel) mengkritik keputusan Jepang membuang air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke laut.

“Jepang sudah mencemari dan merusak laut dengan kecelakaan pembangkit listrik Fukushima,” ujar Ahn Jae-hun, Direktur Energi dan Perubahan Iklim di Federasi Korea untuk Gerakan Lingkungan, sebuah kelompok advokasi hijau di Seoul.

Mengutip data pemerintah dari Jepang, Ahn mengatakan bahwa kadar isotop radioaktif yang jauh lebih tinggi telah terdeteksi pada produk perikanan yang berasal dari Prefektur Fukushima dibandingkan daerah lain di Jepang.

“Situasi akan terus memburuk, karena air limbah nuklir, yang dibuang dari prefektur Fukushima di timur laut Jepang akan mengelilingi seluruh Samudra Pasifik dalam jangka panjang, meskipun efeknya mungkin berbeda menurut jaraknya dari Jepang,” ucapnya, seperti dilansir Xinhua.

Ahn mendesak Jepang untuk mengungkapkan informasi yang relevan kepada negara-negara tetangga, termasuk China dan Korsel, mengingat keburaman Tokyo memicu ketidakpastian dan kecemasan atas kontaminasi.

Menyebut pembuangan limbah yang teriradiasi sebagai “tidak bertanggung jawab,” dia memperingatkan bahwa begitu air yang terkontaminasi mengalir ke laut dan ekosistem laut dihancurkan, itu tidak akan pernah dapat diambil dan dipulihkan.

Pemerintah Jepang seperti diketahui memutuskan untuk membuang air limbah radioaktif, yang diyakini mencapai 1,25 juta ton, ke Samudra Pasifik tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan negara tetangga.

Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah Korsel sangat prihatin dengan rencana kabinet Jepang. Sebab, hal itu dilakukan tanpa konsultasi yang memadai dengan negara tetangga.

Mereka berjanji untuk memperhatikan prosedur pembuangan air nuklir Jepang sambil memperkuat kerja sama dengan komunitas internasional.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed