oleh

Kini Telah Miliki 30 Trayek Dan Penambahan Pelabuhan, Menhub Harap Pemanfaatan Tol Laut Lebih Dioptimalkan

Jakarta, Geomaritimnews, – Kini program tol laut mulai alami peningkatan dari segi trayek. Tol laut yang beroperasi sejak 2015, kini telah memiliki 30 trayek yang diiringi dengan penambahan kapal dan pelabuhan.

Terkait hal itu Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta untuk pemanfaatan tol laut lebih dioptimalkan.

Adpaun tol laut melibatkan 106 pelabuhan, terdiri dari 9 pelabuhan pangkal dan 97 pelabuhan singgah. Budi Karya menjelaskan, jumlah muatan kapal memang terus alami peningkatan, namun dengan terus bertambahnya trayek, optimalisasi angkutan di masing-masing trayek perlu juga perlu dilakukan.

“Dengan tambahan trayek yang saat ini melayani 30 trayek, tentu jumlah angkutan perlu dioptimalkan di masing-masing trayek. Hal ini agar subsidi yang diberikan dapat lebih bermanfaat,” ujarnya dalam webinar Kementerian Perhubungan mengenai tol laut, Kamis (10/5/2021).

Untuk mendukung program tol laut, pemerintah memberikan subsidi tarif sebesar 50 persen bagi kapal tol laut dengan muatan balik. Ia ingin dengan pengembangan trayek dan stimulus yang diberikan muatan balik bisa meningkat, terutama dari daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP). Maka dalam hal ini, Budi Karya meminta untuk setiap pemerintah daerah (pemda) bisa mendorong pemanfaatan tol laut dengan optimal. Sehingga disparitas harga barang antar wilayah pun bisa ditekan dengan adanya tol laut.

“Saya berharap kepada semua pihak dapat siapkan muatan balik, terutama dari daerah 3TP, juga kepada pemda untuk dapat kerja sama dengan stakeholder dalam tingkatkkan muatan balik, sehingga kapal kembali kepelabuhan seperti Surabaya atau Jakarta, itu dalam keadaan tidak kosong,” ungkapnya.

Menurut Budi Karya, pemda bisa optimalkan muatan tol laut dengan memanfaatkan produk unggulan daerahnya untuk dipasarkan ke wilayah lain. Disamping mendorong tol laut, hal ini sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Ia mencontohkan, seperti pada tol laut trayek T19 yang melayari lima pelabuhan penting di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Di mana kapal trayek ini mengangkut 20 kontainer berisi beras dan 1 kontainer berisi kecap untuk didistribusikan ke wilayah Papua dan Papua Barat. Sementara, ketika akan balik ke Merauke, muatan balik kapal pun tetap terisi dengan mengangkut barang sebanyak 11 kontainer dari wialayah tersebut.

“Biaya angkutan laut itu secara umum lebih rendah dibandingkan komersial, maka ini bisa menekan disparitas harga menjadi sama atau mendekati sama dengan harga di Pulau Jawa untuk harga barang-barang pokok di berbagai wilayah 3TP,” pungkas Budi Karya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed