oleh

Mulai Langka Dan Terancam Punah, Pemerintah Kini Larang Tangkap Dan Konsumsi Ikan Belida

Jakarta, Geomaritimnews, – Pemerintah kini telah mengeluarkan larangan menangkap atau mengkonsumsi ikan endemik Sumsel yaitu Ikan Belida, hal tersebut dikarenakan mulai langka dan mulai terancam punah jenis ikan tersebut.

Di dalam Peraturan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nomor 1 tahun 2021, bahwa  masyarakat maupun industri makanan dilarang untuk menggunakan Belida sebagai olahan konsumsi.

Terkait hal tersebut Kepala Dinas Perikanan Muba, Hendra Trys Tomi mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan mengularkan surat untuk camat dan diterukskan ke kepala desa untuk larangan menangkap ikan belida.

“Selain larangan putas trus dilakukan, kita juga kembali menegaskan untuk ikan belida dan sejenisnya juga dilarang untuk ditangkap dan dikonsumsi,” ujarnya Jumat (3/9/2021).

Dia menambahkan, memang populasi ikan belida di perairan Muba sendiri masih ada. Namun ia tak dapat memastikan jumlahnya sebab sangat jarang ditemui.

“Upaya-upaya pelestarian terus dilakukan, salah satunya tim memantau apakah ada masyarakat yang mencari ikan dengan menyetrum, putas, atau racun segera ditindak. Selain melanggar aturan, tentu sanksi pidana juga menunggu,” tegasnya.

Bahkan belum lama ini,  pihak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) sudah melakukan patroli larangan putas dan berhasil menangkap masyarakat yang melakukan putas. Dikhawatirkan, jika putas dilakukan maka bisa berakibat fatal bagi ikan-ikan endemik seperti belida.

“Masyarakat tersebut diberikan imbauan agar tidak melakukannya lagi. Dan apabila masih dilakukan akan berhadapan dengan hukum,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait penggunaan ikan belida sebagai bahan baku masakan khususnya pindang, sudah tidak ada lagi di beberapa rumah makan di Muba. Seperti yang diungkapkan Tri Yulianto, pemilik salah satu rumah makan pindang di daerah jalan lintas Betung-Sekayu.

“Kami jual ikan patin, salai, baung, dan gabus. Sudah lama tidak dengar belida, kalaupun ada yang jual pasti mahal,” ujarnya.

Menurutnya, memang ada sekali-atau dua kali masyarakat terutama orang dari luar Sumsel yang kebetulan berkunjung ke Muba menanyakan ikan tersebut. Namun ia selalu menjelaskan, belida sudah jarang dikonsumsi karena susah mendapatkannya.

“Kalau pernah dengar cerita orangtua dulu, rasa ikan itu enak dan gurih. Tapi ya, sekarang sudah jarang lihat. Kalaupun ada pasti mahal,” ungkapnya.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed