oleh

Dongkrak Perekonomian Masyarakat, Tambak Udang Vaname Milik KKP Panen 25 Ton

Jakarta, Geomaritimnews, – Demi menciptakan dampak berkelanjutan di bidang pariwisata, klaster tambak udang vaname kini juga dapat menjadi sarana edukasi budidaya yang modern dan ramah lingkungan.

Klaster tambak udang vaname yang dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, terbukti mendongkrak perekonomian masyarakat.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam tinjauan langsung ke Desa Matang Rayeuk mengatakan, klaster tambak telah menghasilkan panen sebanyak 25 ton atau senilai Rp1,8 miliar beberapa waktu lalu. Kawasan itu terdiri dari 9 petak, masing-masing memiliki luas 1.800 meter persegi, dengan dilengkapi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan tandon air.

“Klaster tambak ini Pemerintah bangun untuk meningkatkan produktivitas, sehingga kesejahteraan masyarakat jadi naik. Target saya bagaimana indeks kesejahteraannya meningkat 140. Dengan demikian maka kesejahteraan masyarakat petambak akan meningkat,” ujar Trenggono pada Selasa (7/9).

Sebelumnya, tambak-tambak tersebut dikelola secara tradisional oleh masyarakat. Melalui program KKP, tambak kemudian direvitalisasi menjadi tambak udang model klaster yang memiliki produktivitas jauh lebih tinggi, juga lebih ramah lingkungan.

Melalui program ini, KKP menargetkan peningkatan hasil panen udang vaname dari rata-rata 0,6 ton per hektare menjadi 2 ton per hektare. Hal ini sebagai salah satu strategi KKP mencapai target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton per tahun pada 2024.

Trenggono menambahkan, saat ini KKP sedang membangun klaster tambak udang vaname di Desa Paya Gajah, Aceh Timur. Per petak tambak seluas 3 ribu meter persegi dengan total delapan petak. Tambak yang dijadwalkan selesai dibangun pada November 2021 ini ditargetkan memproduksi 34,5 ton per hektare per tahun.

Menurutnya, skema pengelolaan klaster tambak budidaya udang vaname berkelanjutan di Aceh Timur ini juga bertujuan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat pembudidaya. Trenggono optimis, Aceh bakal menjadi salah satu daerah penghasil udang terbesar di Indonesia yang berkontribusi tinggi lewat pencapaian target produksi udang nasional.

Pemilihan Aceh Timur sendiri sebagai lokasi pembangunan klaster tambak percontohan udang vaname dilakukan sebab kondisi alamnya masih sangat mendukung, dengan kualitas air yang baik, serta ketersediaan lahan yang luas. Selain itu, minat masyarakat akan budidaya udang vaname juga besar.

Klaster tambak udang vaname yang dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, terbukti mendongkrak perekonomian masyarakat. (Foto: Arsip Kementerian KKP)

“Ini wujud kehadiran pemerintah untuk mendorong peningkatan indeks kesejahteraan masyarakat. Kami berharap masyarakat serius mengelola dan memelihara tambak-tambak ini, karena hasilnya juga untuk masyarakat. Ini aset mereka, kami hanya menginstal infrastruktur, sarana, dan memberikan pendampingan teknis,” ungkap Trenggono.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pokdakan Rahmat Rayeuk, Zakaria Husein mengakui adanya perubahan lewat kehadiran klaster tambak percontohan di Matang Rayeuk. Produktivitas disebut meningkat drastis usai masyarakat berhenti mengelola tambak secara tradisional dan semi intensif. Padat tebar yang tadinya 20 ribu per per petak, kini ditingkatkan menjadi 200 ribu. Hasil panen pun meningkat mencapai 2 ton sampai 3 ton per petak, dari yang semula hanya ratusan kilo.

“Alhamdulillah, dengan adanya klaster tambak ini hasilnya lebih-lebih. Tadinya panen hanya sekitar 500 sampai 800 kilo, sekarang bisa 2 ton lebih per petak. Tambak sekarang kan modern pakai teknologi,” ujar Zakaria.

Tak hanya itu, pantai-pantai di sekitar tambak kini juga menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi. Hal ini menciptakan peluang usaha bagi warga sekitar, seperti berjualan makanan dan minuman.

“Tadinya di sini sepi. Paling pantai di ujung sana yang dikunjungi wisatawan, tapi semenjak ada tambak, suasana berubah. Pantai-pantai di sekitar sini jadi ikut ramai dikunjungi wisatawan lokal,” kata Zakaria.

Klaster tambak di Aceh Timur ini berada di bawah pendampingan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP. Dalam kunjungan kerja di Aceh Timur, Trenggono didampingi Bupati Hasballah M. Thaib, anggota Komisi IV DPR T.A. Khalid, anggota DPD Abdullah Puteh, dan jajaran pejabat KKP.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed