oleh

Membahas Dampak Corona Terhadap Industri Tangkap Ikan, DPP Geomaritim Ikuti Diskusi Online yang Diadakan DFW Indonesia

Jakarta, Geomaritimnews, – Menurunnya tingkat perkembangan ekononomi di seluruh dunia maupun Indonesia sangat terasa  akibat terdampak dari wabah Virus Covid-19 ini, Di Indonesia sendiri yang merupakan negara Maritim sangat terasa penurunan ekonominya terutama bagi industri perikanan dan kelautan.

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia bersama dengan Kementrian Kelautan Perikanan (KKP) serta beberapa organisasi kelautan lain mengadakan Diskusi Online yang bertemakan “Dampak Covid-19 Bagi Keberlanjutan Industri Perikanan Tangkap”, Rabu (5/6).

Gerakan Poros Maritim Indonesia (Geomaritim) sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) yang bergelut di bidang kemaritiman  tergerak untuk ikut hadir dalam pembahasan diskusi ini.

Augustin Nurul Fatimah selaku perwakilan dari Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Poros Maritim Indonesia (DPP Geomaritim),  saat menghadiri diskusi mengatakan bahwasanya tingkat perekonomian yang menurun di Indonesia sangatlah mempengaruhi segala lapisan masyarakat terutama masyarakat kecil khususnya para Nelayan.

“Para Nelayan lapisan bawah sangat terpengaruh dengan mewabahnya Corona ini, mulai dari sulitnya mencari penampung ikan untuk menjual hasil tangkapan hingga turunya harga Ikan yang sangat drastis”ujar Nurul

Ia juga menambahkan keikutsertaannya kali ini, menunjukan betapa pentingnya bagi anggota  Geomaritim untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru tentang kelautan di indonesia.

Utusan DPP Geomaritim Agustin Nurul Fatimah (Lingkar Merah)

Dalam Pembukaan diskusi M. Zulficar Mochtar Selaku Dirjen Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa Dampak Corona ini sudah menjadi pandemi global dan bencana global sehingga kita harus bersama sama antisipasi dan lakukan reaksi pada wabah ini.

“Covid ini adalah Pandemi Global dan Bencana Nasional sehingga dari waktu ke waktu kita harus antisipasi kita harus lakukan reaksi kita harus siapkan hal terkait  Dampaknya sudah kemana mana”ujar Zulficar.

Ia memaparkan bahwa ada 3 Potensi Resiko Berjenjang Terhadap Siklus Usaha Perikanan Tangkap, yaitu resiko Jangka Pendek, Resiko Jangka Menengah dan Resiko Jangka Panjang.

“Pada resiko jangka pendek hasil tangkapan ikan nelayan akan menumpuk dan sulit terjual, sedangkan pada jangka menengah Cash Flow nelayan semakin terhambat akibat hasil tangkapanya sulit terjual, dan dalam jangka panjang nelayan akan kehabisan biaya operasional dan akan enggan melaut karena memperkirakan penjualan yang sulit” ungkap Zulficar.

Zulficar juga mengingatkan bahwa dalam penanggulangan wabah ini adalah momentum gotong royong untuk saling membantu dan dapat bekerja sama dengan baik bersama pemerintah dalam menangani wabah ini.

“Ini adalah momentum untuk gotong royong bekerja sama, siapa yang bisa membantu siapa yang bisa kontribusi ayo kontribusi, siapa yang punya jurus siapa yang punya resep ayo silahkan pemerintah juga sudah siap di garis depan dengan berbagai kelebihan dan kekuranganya” kata Zulficar.

Ketua dari Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI)  Janti Djuari dalam pemaparanya menjelaskan ada beberapa Usaha yang harus dilakukan terkait penanganan wabah virus Covid-19 ini.

“Intinya adalah kita harus berada pada Survival Mode, melakukan penanganan Covid-19 dengan benar serta melihat peluang pasar domestik dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat olahan ikan” ujar Janti

Selain itu ia juga menambahkan bahwa pemerintah juga harus segera melakukan tindakan penyelamatan  agar nelayan dapat bertahan secara ekonomi pada wabah Covid-19 ini.

“Pemerintah harus segera memberlakukan pentingnya produk perikanan sebagai bahan makanan yang penting, serta mendukung secara finansial dan meningkatkan daya saing produk kelautan indonesia dengan mengurangi biaya atau tarif masuk melalui free trade agreement” kata Juanti

Dan pada penutupan diskusi disebutkan bahwa semua  usaha diatas bisa dilakukan bila lengkap dan akuratnya data para nelayan yang harus di bantu serta kerjasama dan koordinasi dari berbagai pihak terkait akan keberlanjutan industri perikanan tangkap di Indonesia ini.

“Data yang lengkap dan akurat dalam memproyeksi dampak bagian yang terkena paling parah dan untuk memastikan intervensi mencapai sasaran yang tepat, serta kerjasama dan koordinasi berbagai pihak dari para multi stakeholder secara vertikal dan horizontal agar bisa cepat menyelesaikan masalah perikanan ini” ungkap Senior Ocean Specialist Bank Dunia Aki Baihaki.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed