oleh

Air Bersih Mulai Langka di Bumi, Komarudin Watubun Angkat Bicara Dalam Sidang PBB di New York

Jakarta, Geomaritimnews, – Sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations yang di laksanakan di Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York Amerika Serikat telah berlangsung pada 17-18 Februari 2020.

Tema Sidang pada Annual Parliamentary Hearing at the United Nations ini  adalah  “Emerging Challenges to Multilateralism: a Parliamentary Respons. Education as a Key to Peace and Sustainable Development”.

Yang membahas tantangan tentang Kerja Sama Antar Negara dan Pendidikan adalah Kunci dari Perdamaian dan Perkembangan yang Berkelanjutan.

Delegasi Badan Kerja sama antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI) yang menghadiri Sidang 2020 di PBB New York, Amerika Serikat dipimpin langsung oleh Ketua, DR Fadli Zon dari Fraksi Gerindra.

Dan anggota delegasi yang ikut serta dalam agenda ini adalah Komarudin Watubun dari Fraksi PDIP , Dr Mardani Ali Sera, Wakil Ketua BKSAP dari Fraksi PKS, Putu Supadma Rudana, Wakil Ketua BKSAP dari Fraksi PD.

Bung Komar sapaan akrab  Komaruddin Watubun,  yang merupakan salah satu anggota delegasi berkesempatan menyampaikan pidatonya selama 4 menit.

Berikut pidato lengkap Bung Komar Watubun di Sidang Tahunan Parlemen PBB 2020.

Membangun Perdamaian Dunia dan Pelestarian Ekosistem Global

Sidang Tahunan Parlemen PBB 2020 yang saya muliakan. Izinkan saya, wakil Rakyat dari Negara Republik Indonesia, menyampaikan usul strategi pendidikan perdamaian dan pelestarian ekosistem planet bumi. Selama ini, kita hidup di rumah yang sama, “planet bumi”.

Kini ada dua tanda krisis kehidupan di planet bumi: air sehat dari tanah semakin langka, mahal, dan lapisan ozon terkoyak di langit.

Kita membaca pesan zaman: Dari Heraclitus asal Yunani abad 6 SM, panta rhei, alam semesta terus mengalir dan berubah; Archimedes mengajarkan eureka, menemukan nilai kebenaran melalui alam; Lao Tzu abad 4 SM tentang keabadian alam, karena selalu memberi, tidak hidup untuk dirinya; Nabi Muhammad abad 6-7 M mengajar pelestarian pohon di Mekah dan Madinah; Abad ke-21, Dr. Mangawari Waathai asal Kenya mengajar perdamaian dengan menanam pohon; Mei tahun 2015, Negara Vatikan merilis Laudato Si tentang merawat nilai kehidupan di bumi.

Sesi Parlemen Tahunan yang Terhormat. Negara adalah sesuatu yang bernyawa. Maka pendidikan berkenaan dengan suatu yang bernyawa, nilai kehidupan manusia. Saudara kita asal Jepang menyebut Tsugiki untuk meraih hasil kualitas terbaik melalui pendidikan.

Bangsa Indonesia memiliki suatu Philosofische Grondslag dan Weltanschauung tentang nilai-nilai dasar kehidupan yaitu Pancasila sebagi dasar dan arah membangun perdamaian dan pelestarian kehidupan  di dunia.

Kini saya mengulang pesan Presiden kami, Ir. Soekarno, tahun 1960 di depan Majelis Umum PBB, New York, To Build The World A New berdasarkan Pancasila. Yaitu Believe in God, (2) humanity, (3) unity, (4) democracy, dan (5) Social-justice.

Filsafat Pancasila mempersatukan kami, hidup damai sebagai Bangsa Indonesia dari 1.331 suku, 1.100 bahasa daerah, 263 juta jiwa di 17.499 pulau. Anak-anak kami belajar merawat budaya, kearifan, musyawarah, mufakat, dan pelestarian lingkungan melalui peribahasa, permainan, dan 1.500 olahraga budaya bhinneka tunggal ika sesuai prinsip egg of sustainability budaya dari bahan alam ramah lingkungan: tanah, air, biji-bijian, bambu, kayu, dan buah-buahan.

Bagi Bangsa Indonesia, revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi atom dan industri 4.0 harus mampu menjelmakan Pancasila yang digali dari nilai-nilai kehidupan asal bumi. Menurut konstitusi, kami mengalokasi 20% Anggaran Belanja Negara ke sektor pendidikan.

Kini dan ke depan, menurut pandangan kami, pilihan strategis adalah pendidikan sains dan teknologi tanah, air, pohon dan gas secara simultan-berkelanjutan dan kendali pertumbuhan penduduk guna membangun perdamaian, memulihkan dan melestarikan biosfer, atmosfer dan hidrosfer kehidupan planet bumi. Sekian dan terimakasih.

Komarudin Watubun, SH, MH

DPR RI 2019-2024

New York, USA, February 18, 2020.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed