oleh

Keluhkan Anjloknya Harga Udang, Nelayan Aceh Barat Memilih Libur Melaut

Jakarta,Geomaritimnews, – Akibat hasil tangkapan mereka kurang laku dan harga jual ikan juga semakin anjlok beberapa nelayan di kawasan Suak Seumaseh, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, sejak satu minggu belakangan, memilih tidak melaut.

Seperti tangkapan nelayan berupa udang power king atau udang kelong, di mana harganya semakin anjlok dari sebelumnya Rp 140 ribu per kilogram, kini hanya Rp 90 ribu per kilogram, itu pun tidak dibayar langsung oleh penampung.

“Keluhan itu saat ini semakin dirasakan oleh para nelayan penangkap udang kelong akibat harganya semakin menurun yang diduga dampak pengaruh wabah virus corona atau Covid-19,” ujar Panglima Laot Aceh Barat, Amiruddin, Rabu (22/4/2020).

Ia menjelaskan, nelayan saat ini mengalami kerugian akibat menurunnya hasil tangkapan dan anjloknya harga. Sebab tangkapan nelayan tak sebanding dengan harga yang diperoleh dari hasil penjualan saat ini, sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih besar para nelayan memilih menghentikan sementara aktivitas melaut.

“Biasanya sekali melaut kami bisa memperoleh hasil tangkapan 15 kilogram hingga 30 kilogram udang kelong setiap boat nelayan dengan harga jual sebelumnya mencapai Rp 130 ribu hingga Rp 140 ribu perkilogram. Namun saat ini harganya sudah menurun hingga Rp 90 ribu per kilogram,” kata M Nasir Anas, salah seorang nelayan di Suak Seumaseh.

Menurut M Nasir, harga saat ini tidak sebanding atau tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan oleh nelayan. Sebab setiap minggu, para nelayan harus menggantikan alat tangkap berupa jaring yang harganya mencapai Rp 250 ribu. Belum lagi ditambah dengan kebutuhan BBM dan barang lainnya saat keperluan aktivitas melaut.

“Sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih besar, maka saat ini aktivitas melaut dihentikan sementara akibat tidak mencukupi modal,” papar dia.

Sementara itu, urai M Nasir, kendala lain yang dihadapi nelayan adalah penampung udang kelong juga tidak melakukan pembayaran langsung. Bahkan, beber dia, hasil tangkapan sebelumnya hingga saat ini belum dilakukan pembayaran oleh penampung, sehingga semakin menyulitkan para nelayan lantaran harus berutang dulu.

“Saat kita tanyakan kepada penampung mengapa harga semakin anjlok, disebutkan akibat sulitnya dilakukan ekspor ke luar. Sedangkan penyebab lambatnya pembayaran karena pihak perusahaan sebagai pembeli sulit melakukan ekspor saat ini,” tukas M Nasir.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed