oleh

Temukan Spesies Udang Baru, Ilmuwan Beri Nama Plastik

Jakarta, Geomaritimnews,  – Spesies hewan laut baru berhasil di temukan oleh para ilmuwan di lokasi paling dalam di dunia Palung Mariana Samudra Pasifik Barat, Kamis (5/3).

Para ilmuwan itu dipimpin oleh Dr Alan Jamieson dari Universitas Newcastle Inggris yang menemukan udang seperti krustasea di palung antara Jepang dan Filipina, di bawah Tambak Sampah Pasifik.

Tetapi tragisnya hewan yang baru ditemukan ilmuwan tersebut sudah terkontaminasi oleh kandungan plastik mikro di dalam tubuhnya.

Dilansir dari Forbes, Hewan dengan panjang sekitar dua inci itu ditangkap di kedalaman 20.000 kaki di Palung Mariana.Palung Mariana di Samudra Pasifik adalah titik terdalam di permukaan bumi, mencapai lebih dari 36.000 kaki (11.000 meter).

Spesies baru ini dinamai dengan Eurythenes plasticus setelah potongan-potongan polyethylene-terephthalate ditemukan dalam tubuh hewan ini.

Polyethylene-terephthalate, yang biasa disingkat PET, adalah resin plastik yang biasa digunakan dalam serat untuk pakaian, dalam kemasan untuk makanan dan botol untuk cairan dengan nama tersebut,

Para peneliti berharap dapat menarik perhatian pada masyarakat tentang meningkatnya masalah pencemaran plastik dan dampak bagi lingkungan.

“Kami hanya membuat pernyataan untuk mengatakan bahwa kami sekarang berada di titik di mana kami melihat spesies baru dari habitat yang belum dijelajahi dan sudah terkontaminasi dengan plastik,” ujar Alan.

World Wildlife Fund (WWF) juga membagikan pada halaman Facebook nya, mereka memperlihatkan video spesies yang baru ditemukan, hewan tersebut telah mencerna plastik terlepas dari kenyataan bahwa ia hidup 7 km di bawah permukaan laut di tempat paling tidak terganggu manusia di dunia di bumi.

Mereka menulis dalam unggahannya, “Berita yang mengkhawatirkan: Krustasea yang baru ditemukan ini, ditemukan di Palung Mariana, bersentuhan dengan plastik bahkan sebelum kita tahu spesies itu ada.  Akibatnya, para ilmuwan menjuluki spesies baru Eurythenes Plasticus. Plastik sekarang telah secara resmi memasuki catatan taksonomi spesies baru.

Lebih dari 270 spesies satwa liar telah terkena dampak buruk oleh polusi plastik dan penemuan polutan plastik pada spesies yang baru ditemukan di tempat terdalam di dunia membuat berita ini sangat meresahkan.”

Penemuan spesies baru yang tidak kita ketahui ada dan menemukan bahwa plastik yang sudah dikonsumsi hewan itu, hal itu membuktikan bagaimana pencemaran dapat menyebar luas akibat ulah  manusia.

Hal ini menunjukkan bahwa sudah saatnya kita melakukan sesuatu tentang dampak sampah terhadap lingkungan, kita harus bertindak sebelum seluruh planet tercemari dengan plastik.

 

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed