Jakarta, Geomaritimnews, – Masyarakat kota Tual dipinta agar ikut berpartisipasi dalam pemantauan dan melaporkan jika ada kapal nelayan dari wilayah zona merah yang masuk di Kota Tual.
“Kami minta tolong kepada masyarakat yang ada di kampung- kampung, agar ikut melakukan pengawasan terhadap kapal Nelayan yang biasa tiap musim datang di Tual untuk mencari telur ikan,” ujar Wali Kota Tual Adam Rahayaan di pendopo Yarler Tual, Selasa (5/5).
Hal ini guna mewaspadai penyebaran virus Covid-19 melalui nelayan Andon (Nelayan kecil) dari luar daerah, yang masuk di Kota Tual.
Lebih lanjut kata dia, untuk pemantauan nelayan tersebut, bukan saja masyarakat tetapi tim medis harus ikut melakukan pemantauan agar memastikan nelayan itu sehat sebelum melakukan aktif di masyarakat.
“Kita sudah tahu setiap kapal itu punya pangkalan dimana, dan pasti berhubungan dengan mencari kebutuhannya seperti air dan kebutuhan lain, sehingga kita minta tim medis harus pastikan mereka ini,” jelas Rahayaan.
Untuk izin operasi kepada Nelayan yang beroperasi di Kota Tual, pihaknya menyatakan itu bukan domain pemerintah kota tual, namun langkah yang diambil ini guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 di Kota Tual.
Dampaknya, dengan kehadiran 100 lebih kapal nelayan yang datang dari Sulawesi, tentu dapat menghambat pertumbuhan pohon kelapa yang ada di dua wilayah ini.
“Oleh karena itu kami berharap dengan adanya Covid 19 ini kita tertibkan terhadap nelayan telur ikan yang datang dari wilayah Sulawesi,” ucapnya.
Dia mengakui, dengan wilayah yang sangat luas untuk melakukan pengawasan, dan pihaknya sangat responsif terhadap kegiatan patroli gabungan yang telah digagas oleh Danlanal Tual.
“Kami juga dapat informasi bahwa ada masyarakat Kei yang ada di Kabupaten Timika sebagian mau menyewa speed boat dengan rute Gorom, Geser, KUR, Tayando dan seterusnya ke Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara,” terangnya.
Komentar