oleh

Tingkat Kesejahteraan Nelayan Masih Rendah, Bamsoet Sebut Ini Adalah Ironi di Negara Indonesia

Jakarta, Geomaritimnews, – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan tingkat kesejahteraan nelayan dan petani tambak masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi.

Pernyataan tersebut dilontarkan saat Bamsoet memberi santunan untuk anak yatim, janda, dan duafa nelayan dan petani tambak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kamis (27/8).

Kementerian Kelautan dan Perikanan pada akhir 2019 mencatat 50 persen klaster perikanan nelayan berada dalam status kemiskinan.

“Sumbangan sektor kemaritiman terhadap PDB nasional juga masih kecil, sekitar 7 persen. Menandakan masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi,” kata Bamsoet.

Bamsoet mengatakan hal itu menjadi ironi mengingat Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang ke-2 dunia mencapai 108.000 km dan luas perairan mencapai 6,4 juta km2. Indonesia juga menyimpan potensi kekayaan yang bisa dikembangkan untuk kesejahteraan rakyat, di mana Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan kekayaan laut Indonesia mencapai Rp1.772 triliun.

Kekayaan laut itu meliputi potensi perikanan Rp312 triliun, mangrove Rp21 triliun, lamun Rp4 triliun, wilayah pesisir Rp560 triliun, bioteknologi Rp400 triliun, wisata bahari Rp20 triliun, minyak bumi Rp210 triliun, dan transportasi laut Rp200 triliun.

“Ironis, tingkat kesejahteraan nelayan terbilang masih rendah,” kata Bamsoet.

Ironi itu ditambah lagi dengan adanya pandemi COVID-19 yang berdampak pada terhambatnya aktivitas penawaran dan permintaan untuk sektor perikanan dan perekonomian lainnya. Nelayan tidak bisa melakukan banyak penangkapan ikan, produksi ikan yang dibudidayakan petani tambak juga tidak bisa dipasarkan, karena permintaan masyarakat menurun akibat restoran maupun usaha kuliner belum beraktivitas normal. Efeknya, pendapatan nelayan dan petani tambak merosot.

“Oleh karena itu, berbagai program bantuan yang disiapkan pemerintah, harus disalurkan secara cepat, tepat, dan bermanfaat,” ujar Bamsoet.

Ia mengapresiasi langkah Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang menyiapkan tambahan anggaran mencapai Rp1,2 triliun untuk bantuan tunai sebesar Rp600.000 per bulan kepada para nelayan terdampak pandemi COVID-19. Bantuan yang diberikan sejak Juni hingga Desember 2020, melengkapi berbagai bantuan lain yang sudah ada pada program Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun Kementerian Sosial.

Bamsoet mendorong pemerintah agar terus memperhatikan lagi kesejahteraan para nelayan dan warga pesisir Indonesia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed