oleh

Kurang Pengawasan, Nelayan Gresik Kesulitan Dapatkan BBM Bersubsidi

Jakarta, Geomaritimnews, – Hingga saat ini banyak nelayan tradisional yang akhirnya harus mendapatkan BBM non subsidi tetapi dengan harga lebih mahal. Para nelayan tradisional di Kabupaten Gresik mengeluh sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Gresik, Agus Dasuki mengatakan, Jumat (22/1/2021), kendala nelayan tradisional untuk mendapatkan hadap BBM bersubsidi menjadi masalah menahun. Hingga kini tidak jelas bagaimana penyelesaiannya.

“Secara gamblang isu kurangnya kuota BBM bersubsidi mencuat. Namun bukan itu saja permasalahannya. Kurangnya pengawasan penyerapan BBM bersubsidi juga perlu disorot. Siapa saja yang bisa mengakses BBM bersubsidi tersebut?,” kata Agus.

Lebih lanjut Agus mengatakan, masih banyak nelayan kecil tradisional yang belum mendapatkan BBM bersubsidi. “Kalaupun dapat BBM, dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga BBM bersubsidi yang ditetapkan,” imbuhnya.

Selain itu, nelayan tradisional di Gresik belum bisa maksimal mengakses BBM bersubsidi disebabkan beberapa hal. Di antaranya, kurangnya infrastruktur pendukung, kurangnya akses informasi dan jauhnya SPBU dengan tempat tinggal para nelayan.

“Ini jelas kurangnya keberpihakan pemerintah utamanya pemerintah daerah pada nelayan,” imbuhnya.

Dari sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi, Agus berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat memberikan anggaran yang cukup untuk membangun infrastruktur, sehingga nelayan tradisional dapat mengakses BBM bersubsidi dengan maksimal.

Selain itu, perlu skema pengawasan yang jelas tentang penyerapan BBM bersubsidi, agar jangan sampai kuota ditambah, namun yang mengakses bukan nelayan tradisional.

“Jangan malah diakses tengkulak-tengkulak BBM eceran yang rela mengantre sejak Subuh, kemudian dijual dengan harga di atas SPBU ke masyarakat umum dan nelayan,” katanya.

Selain itu, diharapkan kepada pemda memberi kepercayaan kepada kelompok nelayan untuk mengelola SPB Nelayan sendiri.

“Melalui koperasi-koperasi nelayan misalnya, disokong permodalan dan pendampingan. Itu agar benar-benar berkelanjutan. Sehingga, BBM nelayan tercukupi di negara yang melimpah hasil lautnya ini,” tandasnya. 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed