oleh

Menteri Trenggono Ungkap 3 Program Kerja Prioritas KKP

Jakarta, Geomaritimnews, – Dalam 3 Tahun kedepan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan akan mengerjakan tiga program kerja prioritas saat Menjabat sebagai Menteri

Tiga prioritas tersebut antara lain, pengembangan hasil kelautan Indonesia yang punya keunggulan sehingga bisa memberikan andil terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Kedua, program kesejahteraan bagi nelayan, dan terakhir adalah budi daya perikanan.

Menteri Trenggono menyebutkan, terkait prioritas pertama mengenai pengembangan produk kelautan, di negara Australia misalnya, memiliki keunggulan produk biota kelautan yang diteliti, kemudian dijadikan farmasi seperti Blackmores, multivitamin otak, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi, selain untuk kepentingan pangan.

“Indonesia ada lima keunggulan dengan potensi nilai ekspor senilai US$ 5 miliar, di antaranya udang, cumi, sotong, rumput laut dan seterusnya,” kata Menteri Trenggono dalam tayangan video yang diunggah di akun Instagram resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan @kkpgoid, Minggu (28/2/2021).

Hanya saja, dari sisi daya saing, produk kelautan Indonesia masih kalah dengan India. Untuk itu, menurutnya dengan cara mengembangkan hasil kelautan yang menjadi ciri khas dan otentik hanya di Indonesia bisa menjadi kunci agar bisa bersaing dengan negara lain.

“Kita di posisi jauh, dengan India saja kalah, kita ingin pilih produk unggulan, syukur-syukur, negara lain nggak bisa, hanya ada di kita,” ujarnya.

Untuk pengembangan tersebut, kata Sakti, bisa dengan menggunakan pendekatan kearifan lokal, seperti misalnya, masyarakat Sumatera Selatan senang mengkonsumsi ikan beleda, di Jawa Barat ada ikan mas, dan masyarakat Jawa Timur senang mengkonsumsi ikan lele.

“Itu kearifan lokal, tapi ini benteng yang kuat menahan penurunan ekonomi, ini kita kembangkan terus,” kata dia.

Ia juga menyerukan budi daya, salah satunya ialah benih lobster atau benur yang mempunyai potensi nilai jual tinggi jika dibudidayakan di dalam negeri ketimbang hanya mengekspor benih dan hanya akan menguntungkan negara lain.

“Sudah pasti, saya akan melarang ekspor benih (lobster), kenapa, karena benur, itu adalah kekayaan daripada bangsa ini, kekayaan dari alam Indonesia, dia hanya boleh dibudidaya sampai ukuran konsumsi, karena nilai tambahnya itu ada di ukuran konsumsi,” kata Menteri Trenggono, dalam unggahannya di akun Instagram KKP, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (28/2/2021).

Sementara itu, terkait kesejahteraan nelayan, ia sebelumnya mengungkapkan pihaknya berencana untuk membuat asuransi hari tua dan tunjangan hari tua bagi nelayan. Saat ini asuransi yang ada tersedia bagi nelayan hanya untuk kecelakaan.

“Asuransi dari pemerintah saat ini hanya asuransi kecelakaan. Kalau tidak ada kecelakaan, ya tidak ada dapat (uang pertanggungan). Setahu saya, asuransi itu bisa ditingkatkan di leverage kalau dia sakit tergantung dari preminya,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (9/2/2021).

Fasilitas lainnya yang bisa diberikan kepada nelayan yaitu uang pensiun. Walaupun belum bisa diperinci bagaimana mekanisme bagaimana nelayan bisa mendapat kepastian tunjangan hari tua. Dia memastikan skema tunjangan itu akan dibicarakan dengan pihak asuransi termasuk usulan dari Komisi IV DPR.

“Tiga hal itu jadi terobosan kita sampai dengan 2024 nanti. mudah mudahan kalau berjalan benar, ini kan menjadi kekuatan ke depan,” imbuhnya.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed