oleh

Nelayan Kota Tegal Keluhkan Banyaknya Sampah di Sekitar Kompleks Pelabuhan

Jakarta, Geomaritimnews, – Para nelayan di Pelabuhan Kota Tegal mengeluhkan tentang Kondisi Kompleks pelabuhan perikanan Kota Tegal, Jawa Tengah, kondisinya kumuh dan kotor. Limbah pengolahan ikan dan sampah menumpuk hingga menyebabkan pendangkalan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Riswanto mengaku prihatin melihat kondisi pelabuhan Kota Tegal yang ada sekarang ini.

“Kami prihatin dengan penilaian Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari sebagai pelabuhan terjorok,” ujar Ketua HNSI Kota Tegal, Riswanto saat ditemui di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal, Jumat (21/5/2021).

Riswanto mengatakan, sistem pengelolaan limbah dari industri pengolahan ikan di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) belum tertata dengan baik. Sehingga dibuang sembarangan di pinggir alur pelabuhan. Kondisi ini berlangsung secara terus menerus hingga sampah terus menumpuk dalam jumlah banyak.

Dampaknya, kata Riswanto, sampah ini tidak hanya mencemari, namun juga menyebabkan pendangkalan sungai.

“Limbah sisik ikan atau kulit kerang yang dibuang melalui saluran langsung ke kolam dan sungai mengendap dan menimbulkan bau tidak enak dan menyebabkan pendangkalan serta terkesan kumuh,” ungkapnya.

Pendangkalan di alur dan kolam Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, membuat kapal tidak bisa menepi. Terlebih saat sir laut dalam kondisi surut akan makin sulit kapal masuk pelabuhan.

Sebagai kota bahari, potensi perikanan tangkap di Kota Tegal sangat besar. Riswanto menandaskan, butuh Pelabuhan Perikanan besar dengan konsep wisata dan modern.

“Untuk itu kami HNSI butuh perhatian dari Pemerintah Kota Tegal, Provinsi maupun Pusat untuk mewujudkannya,” pinta Riswanto.

Tumbuhnya industri pengolahan ikan baik sekala kecil, menengah dan besar di sekitar Pelabuhan Kota Tegal, diakui telah banyak menyerap tenaga kerja dan mendatangkan investor dari luar daerah maupun luar negeri sampai ekspor. Untuk itulah, perlu adanya pengembangan pelabuhan.

“Pemerintah Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah serta Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk mempertimbangkan permohonan pengembangan pelabuhan perikanan terbesar dengan konsep wisata dan modern karena sektor perikanan di Kota Tegal memiliki potensi yang sangat besar sebagai penggerak perekonomian masyarakat,” ungkap Riswanto.

Secara terpisah Ketua DPRD Kota Tegal, Kusnendro mengatakan, lahan limbah di Pelabuhan Perikanan belum berfungsi secara maksimal. Disamping perlu adanya petugas kebersihan yang secara rutin membersihkan wilayah pelabuhan juga perlu saluran buangan yang baik di tempat-tempat pengolahan ikan, pelelangan ikan dan dermaga.

“Di pelabuhan perlu saluran buangan yang memadai agar tidak menimbulkan pendangkalan. Kalau perlu ada petugas yang rutin membersihkan,” tandasnya.

Sementara, Wakil Walikota Tegal, M Jumadi saat diwawancara menegaskan, kondisi pelabuhan Kota Tegal perlu segera ditangani agar bisa memberikan manfaat bagi para nelayan. Menurut Jumadi, kondisi pelabuhan saat ini diakui sangat jorok dan tidak terurus.

“Memang harus diakui, kondisinya memang jorok dan tidak representatif,” kata Wakil Walikota Tegal.

Jumadi meneruskan, terkait kondisi pelabuhan, dirinya sempat melakukan pembicaraan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan beberapa waktu lalu. Dalam pembicaraan itu, dirinya sempat membahas soal pembenahan pelabuhan Kota Tegal agar menjadi pelabuhan yang modern dan representatif.

Sebagai kota bahari, lanjut Jumadi, pelabuhan adalah ikon atau wajah dari Kota Tegal. Untuk itu, pihaknya terus berusaha agar pelabuhan sebagai wajah Kota Tegal berubah menjadi tempat yang bagus.

“Pelabuhan itu kan wajah atau ikon dari kota bahari. Jadi apa jadinya jika wajah kota itu jorok dan kumuh. Makanya Pemkot Tegal terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar pelabuhan kita menjadi bagus,” imbuh dia.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed