oleh

KKP Dan BNN Gelar Kerja Sama Bangun Pelatihan Budidaya Ikan Lele Di Aceh

Jakarta, Geomaritimnews, – Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengadakan kegiatan Pelatihan Budidaya Ikan Lele dengan Sistem Bioflok demi menurunkan Tingginya kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Provinsi Aceh.

Pelatihan Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan Berbasis Surimi dengan Bread Crumbs juga disiapkan dalam program yang difasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan.

Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan di tiga kabupaten secara blended online ini menggunakan digital platform E-Jaring. Diikuti sebanyak 90 peserta, pelatihan dilakukan selama dua hari dengan rincian 30 orang mengikuti pelatihan budidaya ikan lele di Kab. Aceh Besar, dan 60 orang lain mengikuti diversifikasi olahan hasil perikanan di Kab. Gayo Lues dan Kab. Bireun, Provinsi Aceh.

Menurut hasil survei pada tahun 2019, Provinsi Aceh menempati ranking paling rawan ke enam se Indonesia terkait peredaran narkotika dan obat berbahaya. Fakta kerawanan narkoba di Provinsi Aceh, berimbas ke Kab. Aceh Besar, Kab. Gayo Lues, dan Kab. Bireuen. Dalam rangka penguatan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), BNN melaksanakan program Grand Design Alternative Development (GDAD) untuk percepatan pembangunan tiga kabupaten serta mengurangi permintaan dan pasokan narkoba.

Kepala BRSDM KP, Sjarief Widjaja mengatakan, dalam mendukung kegiatan kelautan dan perikanan, KKP mendorong peningkatan sumber daya manusisa di Provinsi Aceh.

“Berbicara tentang tiga kabupaten ini merupakan daerah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat baik. Peningkatan sumber daya manusia dalam mengelola dan memanfaatkan pengolahan perikanan merupakan langkah strategis yang harus ditempuh agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat,” ujar Sjarief dalam siaran pers KKP, Jumat (2/7).

Kemajuan teknologi yang semakin pesat, mendorong penerapan budi daya ikan lele dengan sistem bioflok tidak hanya hemat lahan, air, dan pakan, tetapi produktivitasnya menjadi sangat tinggi. Sementara hasil olahan ikan menggunakan surimi, menghasilkan produk yang memiliki cita rasa tinggi.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat khususnya di sektor kelautan dan perikanan, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilia Pregiwati menyampaikan, dalam rangka meningkatkan potensi perlu adanya upaya pengembangan teknologi budidaya dan pengolahan berbahan ikan.

“Dalam mengikuti perkembangan teknologi yang lebih mutakhir, perlu adanya keterlibatan dan kerja sama penyuluh untuk membantu proses ¬ sharing knowledge, sehingga apa yang diberikan tidak hanya dimanfaatkan sendiri namun juga dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan bagi pelaku utama,” ujar Lilly.

Turut hadir dalam kesempatan ini, Direktur Pemberdayaan Alternatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN, Teguh Wahyudi menyampaikan kegiatan pelatihan ini sesuai dengan tujuan GDAD, sehingga diharapkan masyarakat dapat terampil dan dapat meningkatkan perekonomian dengan potensi perikanan yang ada.

“Kami sangat berterima kasih atas peran KKP dengan pelatihan ini. Harapan kami, masyarakat dapat terampil dengan keahlian mengembangkan pembenihan ikan lele dan diversifikasi olahan sebagai alternatif pendapatan dan peningkatan kesejahteraan, sekaligus menggerakkan masyarakat sehat dengan mengonsumsi ikan yang kaya protein untuk meningkatkan gizi masyarakat,” jelas Teguh.

Usaha pengolahan hasil perikanan di Kab. Bireuen sebagian besar merupakan usaha rumah tangga berskala kecil. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Kab. Bieruen, Irwan mengatakan hasil pengolahan ikan di Kab. Bieruen bermacam-macam, namun permasalahan utama yang dihadapi yaitu skala usaha yang kecil dan terpencar.

“Hasil olahan disini cukup beragam, tetapi dengan teknologi pengolahan yang masih sederhana, permodalan usaha yang masih rendah, kemasan produk yang belum menarik dan pemasaran yang masih terbatas ini menjadi suatu masalah. Oleh karena itu, usaha pengolahan ikan memiliki peluang besar untuk ditingkatkan baik jenis olahan maupun skala usaha. Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti disini saja, tapi kedepan dapat terus bekerjasama dengan KKP untuk mengimbangi potensi ini,” jelas Irwan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed